Marco Giampaolo di Liga Italia Serie B

Marco Giampaolo di Liga Italia Serie B

ascolipicchio  – Bentuknya berwarna biru dan putih. Empoli telah memainkan 79 pertandingan domestik sejauh ini dan dapat dipromosikan ke Serie B sebelum tahun 1980-an, jadi musim ketiga adalah 50 musim, Serie B 19 musim dan Serie A 10 musim. .. Beriklan di Serie A. Mereka mengalahkan Inter Milan 1-0 dalam pertandingan debut mereka. Dibantu oleh penurunan 9 poin Udinese, ia aman dari degradasi dengan mencetak 23 dan 13 poin dalam 30 pertandingan. Empoli sendiri dihukum dan diturunkan 5 poin pada periode berikutnya.

Marco Giampaolo di Liga Italia Serie B – Sehabis itu mereka turun ke Seri C1. Mereka kembali ke Serie B pada 1996, serta Serie A pada 1997. Dibawah ajaran Luciano Spalletti, Empoli finish pada posisi 12, meski terdegradasi lagi masa selanjutnya. Empoli advertensi lagi ke Serie A pada 2002. Pada advertensi selanjutnya tahun 2005, mereka finish di antrean 10.

Marco Giampaolo di Liga Italia Serie B

Marco Giampaolo di Liga Italia Serie B

Sesungguhnya mereka berkuasa tampak di Piala UEFA sebab permasalahan pengaturan angka oleh sebagian klub di atasnya, namun urung karena tidak memiliki sertifikat UEFA. Masa selanjutnya, dengan instruktur Luigi Cagni, mereka terkini dapat tampak di piala UEFA. Empoli men catat debut bersejarahnya di kancah Eropa dengan melawan FC Zurich, serta takluk hasil akumulasi 4–2.
Bellinzona merupakan kota kuno yang mengasyikkan. Terdapat Di kaki gunung Alpen Swiss, Bellinzona dikelilingi oleh kastil masa Romawi yang dibentuk buat jadi tembok penjaga.
Di kota ini, durasi semacam beranjak lebih lelet. Walaupun posisinya penting dengan cara geografis, Bellinzona tidak sempat betul betul jadi pusat peradaban. Hingga, beliau juga jadi tempat yang sesuai buat bersembunyi.

Akhir September 2013 kemudian, Brescia digegerkan dengan menghilangnya instruktur mereka, Marco Giampaolo. Satu hari sehabis dikalahkan Crotone dalam perlombaan Serie B, mereka mengalami si instruktur telah tidak lagi terletak di kota itu.
Tiga hari lalu, Giampaolo menghilang hingga digantikan oleh asistennya Fabio Micarelli di pertandingan Carpi berikutnya. Pencarian berlanjut hingga Giampaolo akhirnya ditemukan oleh saudaranya Federico di Bellinzona.

Giampaolo memiliki alibi yang kuat untuk pergi ke Bellinzona. Ia lahir dan dibesarkan di sana dan kemudian kembali ke Italia untuk belajar karir sepak bola. Di mana ia dilahirkan, Giampaolo mencari bantuan karena karirnya mencapai titik yang langka pada waktu itu.
Tekanan mental disebut sebut selaku momok terbanyak Giampaolo serta perihal itu telah ia berpenyakitan semenjak saat sebelum menukangi Brescia. Walaupun begitu, laki laki kelahiran 1967 itu bersikukuh kalau ia serius saja. Giampaolo juga kala itu mengatakan kalau apa yang terjalin antara dirinya serta Brescia hanya kesalahpahaman.

Menyusul kejadian itu, Giampaolo kesimpulannya dihentikan. Satu tahun setelah itu kemudian ia kembali ke bumi kepelatihan dengan menyambut pinangan Cremonese. Sejak itu, Giampaolo telah menciptakan kembali jejak yang membawanya ke Milan.
Sepuluh tahun kemudian, ketika diminta oleh sebuah agensi untuk menjadi instruktur yang tepat untuk Fabio Capello hari ini, pemilik julukan itu berkata: “Salah satu bentuk paling menarik yang ada saat ini adalah Marco Giampaolo, seorang instruktur Siena.”

Percakapan Capello merupakan penghargaan besar untuk Giampaolo, yang pantas menjadi orang bawang di dunia kepelatihan saat itu. Saat ini, Giampaolo hanya memiliki dua masa jabatan di Serie A.
Pada musim pertamanya, 2006 atau 2007, ia dilaporkan dipimpin oleh Giampaolo pada 2007 atau 2008, setelah pelatih Cagliari Massimo Cellino berhenti sebelum waktunya, dan dihentikan di awal musim. Setiap tahun dia akan bermain melawan Siena.

Baca Juga : Proyek U21 Terbaik di Serie B Italia

Tunggu, tidak ada yang istimewa dari manfaat Giampaolo di Siena. Di penghujung musim 2008 atau 2009, Siena hanya mampu finis di urutan ke-14 Serie A. Tapi bagi Giampaolo dan Siena, memo itu masuk akal. Finis di urutan ke-14 Serie A merupakan hasil terbaik Siena sebagai klub dan Giampaolo sebagai pelatih.

Kesimpulannya adalah bahwa julukan Giampaolo telah menjadi kontroversi. Dia dianggap sebagai kandidat kuat untuk manajer baru Juventus yang lulus di Level 2 saat itu. Namun apa yang diharapkan tidak menjadi kenyataan. Juventus berada di Ciro Ferrara pada saat itu, tetapi Giampaolo akhirnya diminta oleh Catania. Catania menyelesaikan garis di akhir Siena.

Kekalahannya melawan Juventus kemudian menimbulkan efek domino. Hingga Brescia dihentikan lebih dulu, Giampaolo tidak mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya sejak saat itu. Sebelum insiden Brescia, ia juga dihentikan oleh Sesena setelah memimpin klub dalam beberapa pertandingan. Hal pertama yang terjadi di Brescia juga membuat banyak orang menyimpulkan bahwa Giampaolo lesu sebelum beranjak dewasa.

Faktanya, banyak orang tidak berasumsi begitu saja. Giampaolo sendiri tidak pernah berpikir untuk meniadakan sepak bola sama sekali. Hendak namun, ajuan dari Cremonese pada masa 2014 atau 15 mengganti segalanya. Di situlah Giampaolo kembali menciptakan sentuhannya.

Semusim di Cremonese, Giampaolo kembali ke Serie A buat memoles Empoli. Untuk Giampaolo, melatih regu asal Toscana itu bukan masalah mudah. Karena, mereka terkini saja dibiarkan Maurizio Sarri serta beberapa pemeran bintang berbagai Daniele Rugani, Mirko Valdifiori, dan Elseid Hysaj. Tetapi, tanpa pemain pemain itu, Giampaolo malah sanggup bawa Azzurri berprestasi lebih bagus lagi.
Pada akhir masa 2015 atau 16, Empoli dibawa Giampaolo finis di antrean 10 klasemen Serie A. Pendapatan itu lalu bawa dirinya ke Sampdoria. Peluang buat jadi instruktur maksimum sekali lagi mendatangi dirinya serta perihal itu tidak ia sia siakan.

Kala Empoli ajaran Giampaolo finis di tingkatan 10 Serie A, Sampdoria terbenam di tingkatan ke 15. Setelah itu, tiga musim berikutnya berakhir di level 11, 10 dan 9 sesuai dengan ajaran Giampaolo. Mencapai pendaratan di trek
9 adalah hasil terbaik Giampaolo Arena Torre. Bagi Sampdoria, ini merupakan hasil terbaik sejak terhenti di urutan keempat pada 2009 atau 2010.

Sekali lagi, hasil Giampaolo di Sampdoria tidak terlalu dikenal. Masalahnya adalah klub Genoa tidak dapat berpartisipasi dalam pertandingan klub Eropa setelah level 9. Namun, perlu dicatat bahwa Sampdoria kehabisan harapan setiap tahun, dari Milan Skriniar hingga Lucas Torreira dan dari Emiliano Viviano hingga Duvan Zapata.

Itu maksudnya, terdapat aspek lain yang membuat Sampdoria senantiasa dapat tidak berubah ubah serta aspek itu, tidak lain, merupakan sistem game Giampaolo. Pemeran tiba serta berangkat namun Sampdoria tidak sempat mengganti metode main. Dengan suasana begitu juga mereka mampu buat dengan cara tidak berubah ubah membenarkan tingkatan di tiap musimnya.

Dalam diri Giampaolo, Milan memperoleh seseorang instruktur yang memiliki daya buat menaruh alas game buat waktu jauh. Rekrutmen ini juga searah dengan visi manajemen Milan yang memanglah tidak tergesa gesa mau lekas kembali ke habitatnya di barisan golongan atas. Selain itu, penunjukan Giampaolo merupakan tugas langsung dari Direktur Olahraga Paolo Maldini.

Dalam sebuah pernyataan yang diajukan pada akhir Mei, CEO Milan Ivan Gazidis mengatakan kelompoknya bermaksud untuk mengabaikan kesuksesan masa lalu dalam waktu dekat.
“Visi Elliott (Asosiasi Pemilik Milan, Catatan Editor) telah menjadi kenyataan, yang berarti menghilangkan beban keuangan Milan dan menempatkan mereka kembali ke jalur untuk tumbuh menjadi klub modern.” Gazidis mengatakan kepada Lagazetta de Rogerac.

“Elliott tidak dapat menentukan batas waktu. Tidak ada tenggat waktu dan saya tidak ingin membuat kesepakatan yang tidak bisa dilanggar. ”
” Jika Anda mencari penyihir atau raja minyak, Anda tidak dapat menemukannya di sini. Ada banyak delusi dan kebohongan. Tidak ada lagi janji-janji mulia yang tidak bisa ditepati,” imbuhnya. Sebagai seorang ahli pedagogis,
Giampaolo mendukung visi ini. Milan membutuhkannya. Di balik 180 bagian adalah akal sehat yang telah berhasil sejauh ini.

Selama dua tahun terakhir, Milan telah menghabiskan jutaan euro untuk merekrut pemain. Namun, para pemain ini tidak berguna karena tidak ada sistem yang sebenarnya dari pelatih. Saat ini, Milan ingin memodifikasi sistemnya saat ini sebelum menginvestasikan uang di pasar pengiriman uang.
Di dasar Giampaolo esok, Milan mungkin besar hendak main dalam aturan 4 3 1 2 semacam perihalnya Sampdoria. Aturan ini amat menuntut ketertiban taktikal bagus dalam bertahan ataupun melanda. Kala bertahan, Giampaolo senantiasa menuntut kanak kanak asuhnya buat melindungi wujud. Kala melanda, ketepatan memancing serta intelek beranjak merupakan kuncinya.

Dengan aturan begitu, terdapat mungkin sebagian pemeran Milan yang terdapat dikala ini wajib ambil kaki, spesialnya para pemeran kapak. Misalnya, Samu Castillejo dan Diego Laxalt akan dibebaskan. Sebagai gantinya, Milan dikabarkan tengah mengincar trailer Arsenal. Meski baru memasuki tahap awal baru-baru ini, Milan telah melihat kekuatan untuk membandingkan diri mereka dengan gaya sepakbola pelatih baru mereka.

Bagi Milan, Giampaolo adalah pelatih andal pertama sejak Massimiliano Allegri. Tentu saja, Giampaolo sendiri tidak memiliki satpam sebagai instruktur, jadi Anda bisa mengandalkannya dari bidang keahlian Anda. Jadi dia dalam kondisi yang tepat untuk Milan saat ini dan para penggemar bisa berharap banyak darinya.

Saya telah ke Italia utara berkali-kali di musim dingin dan tahu bahwa itu akan menjadi korban gionata piovosa (hujan harian) seperti Inggris pada bulan Februari. Tanggal perjalanan dan Italia dapat menyebabkan kekecewaan bahkan jika Anda tiba dalam cuaca yang lebih buruk daripada Bandara Heathrow.

Ini terjadi pada akhir pekan yang cukup hujan di Tuscany. Saya bertemu teman saya Claus, yang menjalankan situs web perjalanan sepak bola Denmark VisitFootball.dk, di Florence. Kami berada di awal perjalanan yang dimulai dengan pertandingan Jumat malam di Empoli, Sabtu sore di Perugia, kemudian mengganti kode ke bola oval pada hari Minggu di Stadio Olimpico di Roma untuk Italia melawan Inggris di Enam Negara.

Dengan Fiorentina pergi di Bologna pada hari Minggu menjengkelkan, bentrok dengan pertandingan Italia v Inggris, dan bahkan lebih menjengkelkan, tidak dikonfirmasi hingga Januari kami memilih Empoli v Palermo, yang ternyata menjadi pertandingan puncak klasemen di Serie B.

Related Post